Sabtu, 11 Juni 2011

Industri Sepatu dalam Negeri Terjadi deindustrialisasi?


Serangan sepatu impor dari China bukan menjadi tanda bagi proses deindustrialisasi di bidang sepatu ujar Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo). “Banjir impor China karena pengusaha sepatu lokal sedang konsen untuk ekspor. Jadi kita semua ekspor dan pasar dalam negeri kosong, mereka itu masuk pasar,” ujar Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko, di Jakarta, Jumat
membanjirnya sepatu china dikarenakan baik secara kulitas dan harga sepatu china ini memang mirip dengan sepatu buatan UKM dalam negeri. Menanggapi daya saing semua produk  sepatu lokal, ia sendiri selalu optimis. “Produk ekspor sepatu nasional memang masih didominasi sepatu sport, tetapi bukan berarti yang lain kalah saing. Sepatu kita punya kualitas baik kok,” lanjutnya.
Dirinya pun membantah bahwa kenaikan ekspor sepatu nasional dikarenakan daya saing China yang menurun. “Indonesia adalah negara penghasil sepatu besar bersama India, Vietnam, dan China. Saya rasa kita bisa saling bersaing secara sehat,” tutupnya. Sementara itu ketika industri sepatu dalam negeri dianggap terjadi deindustrialisasi, kenaikan ekspor yang hampir mencapai 100 % malah terjadi pada industri sepatu dalam negeri..
Jadi tidak ada lagi alasan untuk cinta produk dalam negeri..

1 komentar:

  1. kalau produk china kan yang penting bagus harga dan harga murah, tapi kualitas, gt deh

    BalasHapus